15 November 2013

TAK ADA DI KURIKULUM, SEKOLAH PERTAHANKAN PENDIDIKAN BUDAYA
 
Guru Seni Tari SMP Negeri 8 Kota Madiun, Melatih Para Siswa
SPENDEN - Pemberlakuan kurikulum 2013, tampaknya masih belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Apalagi, dalam kurikulum baru itu, tidak mencantumkan pendidikan muatan local, yang mengajarkan tentang berbagai seni dan budaya. Karena untuk pelestarian budaya, sejumlah sekolah di Kota Madiun, masih tetap mengajarkan kepada siswa.

Sejumlah siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Kota Madiun, masih cukup antusias mengikuti pendidikan seni tari, yang diajarkan gurunya.
Merekapun terlihat cukup semangat, memperagakan tarian – tarian tradisional, sebagai bentuk kekayaan budaya Indonesia.
Hal ini memang tidak tercantum dalam kurikulum pendidikan yang baru, yakni kurikulum 2013. Dimana dalam kurikulum baru itu, tidak ada pendidikan muatan local, yang sebelumnya banyak diajarkan pihak sekolah, sebagai penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.
Dalam pembelajaran muatan local, banyak sekolah yang mengajarkan berbagai kesenian, dan pembelajaran teknologi informasi.
Pola pembelajaran yang mendasar pada kemampuan, bakat serta minat siswa, mungkin jika mengacu pada kurikulum baru, tidak ada porsi yang cukup. Meski demikian, pihak sekolah masih terus melaksanakan, karena hal ini sebagai upaya pelestarian budaya, dan memberikan filter pada generasi penerus, agar tidak terpengaruh dengan budaya asing.
“Ya memang pendidikan budaya ini sangat dibutuhkan, untuk menunjang pembelajaran siswa”, kata Sri Danarti, guru tari SMP Negeri 8 Madiun. Dengan pembelajaran ini, diharapkan adanya nilai nilai budaya yang dipahami oleh para siswa. Selain itu hal ini untuk menampung dan memberi wadah, terhadap bakat dan minat siswa.
Diharapkan, pendidikan ketrampilan, dengan berbagai kegiatan kesenian ini dapat terus ditingkatkan. Selain menggali potensi siswa, juga sebagai upaya pelestarian budaya.(spdn)