TAK ADA DI KURIKULUM, SEKOLAH PERTAHANKAN PENDIDIKAN
BUDAYA
SPENDEN - Pemberlakuan kurikulum 2013, tampaknya
masih belum dapat dilaksanakan secara keseluruhan. Apalagi, dalam kurikulum
baru itu, tidak mencantumkan pendidikan muatan local, yang mengajarkan tentang
berbagai seni dan budaya. Karena untuk pelestarian budaya, sejumlah sekolah di Kota
Madiun, masih tetap mengajarkan kepada siswa.
Sejumlah siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri 8 Kota
Madiun, masih cukup antusias mengikuti pendidikan seni tari, yang diajarkan
gurunya.
Merekapun terlihat cukup semangat, memperagakan tarian –
tarian tradisional, sebagai bentuk kekayaan budaya Indonesia.
Hal ini memang tidak tercantum dalam kurikulum pendidikan
yang baru, yakni kurikulum 2013. Dimana dalam kurikulum baru itu, tidak ada
pendidikan muatan local, yang sebelumnya banyak diajarkan pihak sekolah,
sebagai penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP.
Dalam pembelajaran muatan local, banyak sekolah yang
mengajarkan berbagai kesenian, dan pembelajaran teknologi informasi.
Pola pembelajaran yang mendasar pada kemampuan, bakat
serta minat siswa, mungkin jika mengacu pada kurikulum baru, tidak ada porsi
yang cukup. Meski demikian, pihak sekolah masih terus melaksanakan, karena hal
ini sebagai upaya pelestarian budaya, dan memberikan filter pada generasi
penerus, agar tidak terpengaruh dengan budaya asing.
“Ya memang pendidikan budaya ini sangat dibutuhkan, untuk
menunjang pembelajaran siswa”, kata Sri Danarti, guru tari SMP Negeri 8 Madiun.
Dengan pembelajaran ini, diharapkan adanya nilai nilai budaya yang dipahami
oleh para siswa. Selain itu hal ini untuk menampung dan memberi wadah, terhadap
bakat dan minat siswa.
Diharapkan, pendidikan ketrampilan, dengan berbagai
kegiatan kesenian ini dapat terus ditingkatkan. Selain menggali potensi siswa,
juga sebagai upaya pelestarian budaya.(spdn)